Oleh: Adista Pattisahusiwa
Pengukuhan Prof. Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag sebagai Guru Besar di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ambon, yang kini telah bertransformasi menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Abdul Muthalib Sangadji, adalah tonggak sejarah yang membanggakan bagi dunia akademik di Maluku.
Pengukuhan yang resmi diumumkan pada 25 Maret 2025, menandai pengakuan atas dedikasi dan kontribusi luar biasa beliau dalam bidang ilmu agama, khususnya dalam kajian moderasi beragama dan resolusi konflik dan penguatan harmoni sosial di masyarakat multikultural.
Gelar Guru Besar ini bukan hanya penghargaan atas perjalanan panjang Prof. Hasbollah sebagai akademisi, tetapi juga amanah besar untuk terus menjadi pelopor dalam membangun peradaban yang inklusif dan damai, terutama di bumi Maluku yang kaya akan keberagaman budaya dan agama.
Sebagai seorang cendekiawan, Prof. Hasbollah Toisuta telah menorehkan jejak intelektual yang signifikan melalui berbagai karya ilmiah yang relevan dan kontekstual.
Karyanya seperti artikel berjudul “Salafi Movement Post-Conflict Ambon: A Search for Identity in Maluku” atau Gerakan Salafi Pasca-Konflik Ambon: Pencarian Identitas di Maluku, (Journal of Al-Tamaddun, 2023) dan “Beragama Dalam Masyarakat Multikultural” (2019), menunjukkan kedalaman analisisnya terhadap dinamika keagamaan dan sosial di Maluku, wilayah yang pernah dilanda konflik pada awal 2000-an.
Karya-karya ini tidak hanya memperkaya diskursus akademik, tetapi juga memberikan solusi praktis untuk memperkuat kohesi sosial melalui pendekatan moderasi beragama.
Pendekatan ini menekankan pentingnya dialog, toleransi, dan penghormatan terhadap keberagaman, yang sejalan dengan nilai-nilai kearifan lokal Maluku seperti pela gandong, ikatan persaudaraan lintas agama dan budaya yang menjadi ciri khas masyarakat Maluku.
Peran Prof. Hasbollah sebagai Kepala Rumah Moderasi Beragama IAIN Ambon semakin mempertegas komitmennya dalam memajukan harmoni sosial.
Dalam kapasitas ini, beliau telah memimpin berbagai inisiatif untuk mempromosikan dialog antaragama, memperkuat pemahaman lintas budaya, dan mendorong pendidikan yang inklusif.
Di tengah tantangan globalisasi dan disrupsi teknologi yang sering kali memperuncing polarisasi, pendekatan Prof. Hasbollah menawarkan perspektif yang humanis dan berpijak pada nilai-nilai keislaman yang rahmatan lil ‘alamin.
Kontribusinya tidak hanya terbatas pada lingkup akademik, tetapi juga berdampak nyata dalam membangun perdamaian di masyarakat Maluku, yang dikenal sebagai laboratorium keberagaman di Indonesia Timur.
Pengukuhan sebagai Guru Besar menempatkan Prof. Hasbollah pada posisi strategis untuk memimpin transformasi akademik di UIN Abdul Muthalib Sangadji.
Transformasi IAIN Ambon menjadi UIN menandakan komitmen institusi untuk memperluas cakupan keilmuan, tidak hanya pada studi keislaman, tetapi juga pada disiplin ilmu lain yang relevan dengan kebutuhan zaman.
Dalam konteks ini, kehadiran Prof. Hasbollah sebagai Guru Besar menjadi pilar penting untuk mewujudkan visi universitas sebagai pusat keunggulan akademik yang berbasis pada integrasi keilmuan, nilai-nilai Islam, dan kearifan lokal.
Beliau diharapkan dapat terus menginspirasi generasi muda akademisi, baik melalui pengajaran, penelitian, maupun pengabdian kepada masyarakat, untuk menghasilkan karya-karya yang tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga memiliki dampak sosial yang nyata.
Lebih dari itu, pengukuhan ini adalah panggilan untuk memperkuat kolaborasi lintas disiplin dan lintas sektor.
Maluku, dengan keberagaman budaya dan sejarahnya yang kompleks, membutuhkan cendekiawan seperti Prof. Hasbollah yang mampu menjembatani teori dan praktik, akademisi dan masyarakat, serta tradisi dan modernitas.
Besar harapan saya bahwa beliau akan memperkuat identitas akademik UIN Abdul Muthalib Sangadji, tetapi juga memberikan solusi terhadap tantangan kontemporer, seperti radikalisme, intoleransi, dan ketimpangan sosial.
Di era disrupsi teknologi dan globalisasi, peran Guru Besar semakin krusial. Mereka diharapkan tidak hanya menghasilkan karya ilmiah berkualitas, tetapi juga menjadi agen perubahan yang mampu menjembatani teori dan praktik, akademisi dan masyarakat, serta inovasi dan nilai kemanusiaan.
Pengukuhan ini bukan akhir, melainkan awal dari komitmen baru untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan dunia.
Selamat kepada Prof. Dr. Hasbollah Toisuta, M.Ag atas pengukuhan sebagai Guru Besar.
Gelar ini menjadi penguat langkah beliau dalam menerangi jalan menuju kemajuan ilmu pengetahuan, perdamaian, dan keadilan sosial.
Dengan kepekaan terhadap konteks lokal dan komitmen terhadap keilmuan yang inklusif, Prof. Hasbollah adalah teladan bagi akademisi dan masyarakat Maluku untuk terus membangun harmoni di tengah keberagaman.
Semoga beliau senantiasa diberi kesehatan, kebijaksanaan, dan semangat untuk mengabdi demi kejayaan umat dan bangsa. (***)
Discussion about this post