Penulis: Dhani Pelupessy
IKASSI.NET,-AMBON– Orang Maluku adalah ras Melanesia. Salah satu karakteristik dari ras Melanesia ialah memiliki kemampuan berlayar jarak jauh, dan punya pandangan arah mata angin yaitu utara-selatan. Saya akan jelaskan kedua karakteristik itu dibawah ini, dan kemudian dikontekskan dengan sejarah perjalanan masyarakat Siri-Sori Islam dari Papua.
Salah satu rujukan yang paling akurat untuk menjelaskan karakteristik ras Melanesia ialah dari buku yang ditulis oleh Stephen Oppenheimer berjudul “Eden in the East”. Dalam buku itu sekilas dijelaskan bahwa ras Melanesia ini paling banyak berada di Maluku, Papua, dan kepulauan Pasifik lainnya. Ras ini punya kemampuan berlayar jarak jauh. Ras Melanesia sempat melakukan pelayaran melewati Samudera Hindia, India, dan sampai di Afrika.
Jika ras Melanesia punya kemampuan berlayar jarak jauh, maka sudah tentu mereka punya kemampuan membuat kapal-kapal supercanggih pada zamannya. Inilah yang kemudian membuat ras Melanesia bisa tersebar hampir di seluruh kepulauan Maluku, terutama di wilayah Indonesia Timur.
Olehnya itu, tidak heran, kalau masyarakat Siri-Sori Islam selalu mengaitkan asal-usul dirinya dari Papua. Pulau Papua, bagi orang Maluku memanggilnya sebagai “Nusa Ama”. Sementara, pulau Seram disebut sebagai “Nusa Ina”. Kedua pulau ini sangat penting, olehnya itu dianggap sebagai “orang tua”. Sekilas ini menunjukkan adanya bukti imigrasi masyarakat pada waktu itu di kepulauan Pasifik.
Kehadiran ras Melanesia ini sudah ada sekitar 4.000 sampai 5.000 tahun lalu. Selain punya kemampuan berlayar jarak jauh, ras Melanesia juga punya pandangan terkait arah mata angin yaitu utara-selatan. Hal ini terbukti dari peletakan batu dolmen di sekitar atau di dalam Baielo, dan juga saat memposisikan letak kuburan si mayit. Posisinya selalu diletakkan mengikuti cara pandang orang Melanesia yakni utara ke selatan.
Salah satu arkeolog, kalau tidak salah dari Wuri Handoko, saat melakukan riset di Siri-Sori Islam, menemukan beberapa kuburan tua di Elhau itu letaknya adalah utara-selatan. Kemungkinan besar bahwa masyarakat Siri-Sori Islam adalah ras Melanesia, yang berlayar dari Papua (Nusa Ama) ke Seram (Nusa Ina) kemudian menetap di pulau Saparua (Nusa Honimua).
Namun, menariknya, hanya ada satu kuburan tua di Elhau yang letak posisinya ialah menghadap timur ke barat. Cara menguburkan mayit menghadap timur ke barat ini bukanlah ciri khas dari ras Melanesia, melainkan ada pengaruh dari ajaran tertentu. Dan mungkin bisa disebut bahwa ajaran tersebut ialah Islam. Dalam agama Islam mazhab Syafii, cara menguburkan mayit ialah menghadap timur ke barat.
Apa yang bisa kita petik dari ulasan di atas? Pertama, orang tua-tua kita punya kemampuan yang luar biasa. Pengetahuannya sudah sangat canggih pada zamannya, sehingga bisa membuat kapal dan kemudian dapat melakukan pelayaran jarak jauh. Kedua, perpaduan ajaran Islam dan ajaran lokal tampak terasa saat kita lihat posisi kuburan tua di Elhau, ada yang menghadap utara ke selatan yang menunjukkan ras Melanesia, dan juga ada satu kuburan yang menghadap timur ke barat yang berarti ada pengaruh ajaran Islam bermazhab Syafii.












Discussion about this post